HERMENEUTIKA HADIS MUHAMMAD SYAHRUR

Muhammad Syahrur’s point of view about hadith and sunnah was very different from preacher expert. Syahrur declared that Prophet Muhammad’s life as a prophet (messenger) the result his interaction with certain events in situation when he alive. positioned history product which happened did not accommodate law legitimation. Further, mentioned some rejected practices, although it identified shahih, or written Shahihain. In understanding hadith, equalized hermeneutics to ta’wil. He also referred linguistic method proposed by Abu ‘Ali al-Farisi, presented Ibn Jinni Abd al-Qahir al-Jurjani, then inserted elements. Linguistic is affirmation every human language does have synonym element. Then, word might be disappeared throughout development, until create new utterance meaning.
 
 Pandangan tentang hadis dan sangat berbeda dengan ulama hadis. menyatakan bahwa adalah kehidupan Nabi Saw. sebagai seorang nabi (pembawa berita) merupakan hasil interaksi beliau kejadian-kejadian tertentu dalam situasi pula ketika masih hidup. memosisikan atau dari produk sejarah yang terjadi tidak memuat legitimasi hukum. Bahkan ia memaparkan beberapa bentuk ditolak meskipun tersebut dikenal sahih, tertera di kitab Dalam memahami hadis, menyamakan hermeneutik ta’wil hermeneutik. Ia juga berpegang kepada metode lingusitik direpresentasikan oleh ‘Abd al-Jurjani kemudian menambahnya unsur-unsur hermeneutika lingustik. Hermeneutika linguistik penegasan setiap bahasa manusia memiliki unsur sinonimitas. Kemudian, kata bisa saja lenyap sesuai perkembangan sejarah, hingga mendatangkan ungkapan baru bermakna baru.